
Foto: Jokowi dan Ace Hasan (dok. pribadi)
Jakarta - Rocky Gerung
menyindir pertumbuhan ekonomi era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
sebagai penipuan yang sistematis. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf
Amin balik menyerang Rocky Gerung.
"Dunia akan jadi
jungkir balik kalau Rocky Gerung yang mengaku ke mana-mana sebagai filsuf namun
bicara tentang ekonomi, yang ilmunya sama sekali tidak dikuasainya. Sehingga
yang dipakai bukan akal sehat tapi akal bulus," ujar juru bicara TKN, Ace
Hasan Syadzily, Minggu (10/3/2019).
Akal bulus yang
dimaksud Ace adalah dengan kepentingan sebagai tenaga kontrak untuk mendongkrak
elektabilitas paslon 02 di kalangan kelas menengah terpelajar. Karena akal
bulus, kata Ace, maka Rocky hanya mengandalkan logika-logika jungkir balik.
"Lihat aja cara
Rocky Gerung membandingkan pertumbuhan ekonomi di era SBY dengan era Jokowi.
Rocky Gerung tidak melihat variabel-variabel eksternal seperti tekanan akibat
pelambatan ekonomi global. Kalau mau memperbandingkan seharusnya dengan kondisi
yang dihadapi negara lain yang terkena dampak yang sama. Ini artinya Rocky
Gerung memakai akrobatik akal bulus," sebut Ace.
Anggota DPR itu
menyebut Rocky Gerung memakai logika jungkir balik soal pasokan listrik.
Kelebihan pasokan listrik, sebut dia, justru keberhasilan Presiden Jokowi untuk
mengeksekusi program 35 ribu megaWatt.
"Justru dengan
percepatan penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan akan sangat penting untuk
mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru dan mendukung kawasan industri
baru, baik di Jawa maupun di luar Jawa," jelas Ace.
Rocky Gerung, ucap
Ace, juga tidak mempercayai data statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah,
termasuk juga BPS. Padahal, katanya, BPS bekerja berdasarkan mandat UU dan
telah mengeluarkan data survei sejak dulu siapa pun pemerintahnya. Bahkan, ucap
Ace, data yang dikutip Rocky Gerung di era SBY juga acuannya data BPS.
"Ini semakin
memperlihatkan penggunaan strategi firehose of falsehood dengan meragukan
secara terus menerus data yang dikeluarkan lembaga resmi dengan menghadirkan
narasi-narasi palsu," cetus Ketua DPP Partai Golkar itu.
(gbr/tor)
0 Comments